Rabu, 12 Juli 2017

ada hikmah dibalik kisah (part 1)

rehat sejenak.
setelah beberapa hari kebelakang disibukkan dengan beberapa permasalahan pekerja. sebenernya sih emang udah itu kewajibannya. hehehe
ternyata gak mudah ya. saat kita mau gak mau masuk ke dalam "hidup" orang lain dengan berbagai macam kisahnya. mulai dari yang sifatnya profesional sampe ke hal-hal yang sifatnya pribadi.
sebenernya memang dari dulu tertarik banget untuk ambil psikologi dan belajar dunia psikologi. tapi kayaknya rezekinya gak di situ. dan menjadi pendengar yang baik, pemberi masukan yang baik, dan pemetik hikmah yang baik dari segala kisah yang ada gak harus jadi psikolog atau ambil jurusan psikologi juga kok.
buktinya kayak sekarang ini.
hmmmm..
*enaknya sambil nyeruput ice choco blend* (dari kemaren pengen banget itu...hikshiks)
kita mulai bicara masalah pernikahan. entah kenapa belakangan ini topiknya lagi random banget. terutama soal yang satu ini. sempet bingung juga, bisa jadi temen curhat untuk masalah itu. wajar sih yaa..untuk usia-usia segini.. pasti topiknya musim nikah. dan yang masih single ? huaaa yang imannya gak kuat bisa baper maksimal.. hakhakhakhak..
dan yang udah nikah, topik nya bisa beda lagi, mulai beralih ke masalah keturunan. ada yang Allah kehendaki pasangan untuk segera momong anak dan ada yang Allah masih kasih waktu menunggu. setelah punya anak, topiknya pun berbeda lagi, mulai ke masalah ekonomi, keluarga besar dan lingkup lain yang makin meluas.
hhfff... dari sini bisa terlihat bahwa mungkin pernikahan bukan akhir dari romansa yang membuat pipi mu merah merona dan membuat senyummu merekah. bener-bener gak berhenti di situ.
pertama-tama, aku pengen ngebahas soal usia-usia genting "ingin menikah". sebenernya ini hanya sekedar share dari pengalaman yang didapat aja selama sebagai pendengar. sendirinya gimana ? hehe rahasia. :p
mungkin ada sedikit keresahan khususnya bagi wanita yang mulai menginjak usia seperempat abad ke atas bahkan yang sudah menuju kepala 3. keresahan akan apa? keresahan masih belum dipertemukan dengan pangeran berkuda besi atau berdelman (apadeh). atau mungkin ada lagi case sudah bertahun-tahun menjalani hubungan dan ketika usia sudah cukup mendukung untuk menikah, semua berhenti di tengah jalan dan tersadar kalo usia sudah berkepala 3.  belum lagi pertanyaan dari banyak pihak tentang "kapan menikah" dsb ? hhmm... sangat-sangat paham kondisi ini..
mungkin ada lagi keresahan tingkat baper maksimal, kenapa temen-temen banyak yang udah nikah dan aku belum ? usia segini mereka udah pada punya anak tapi aku belum. jaman sekarang yang lain udah pada posting foto berdua, sama anak dsb. cerita-cerita itu sering banget mampir ke telingaku, terpancar jelas dari binar mata mereka yang dibilang sedih iya, pengen iya, baper iya. sebenernya kita ada diposisi yang sama, saat ini kondisiku pun masih belum menikah apalagi punya anak. tapi.. untuk apa kita mengkhawatirkan masa depan yang sebenarnya Allah sudah atur dengan sangat-sangat rapi. kita hanya tinggal berprasangka baik, berikhtiar yang terbaik, berdoa yang terbaik. sambil melatih diri untuk menjadi lebih siap dan lebih baik.
bahkan kadang aku sampai pada satu tingkat menemukan orang yang sudah merasa hopeless karena usaha ta'arufnya gagal berkali-kali. aku cuma bisa pesan berkali-kali, bahwa Allah tau butul kesiapan kita untuk semua urusan keduniaan kita. jangan bersedih... ada hal lain yang bisa membuat kita lebih produktif. menjadi lebih bermanfaat untuk orang banyak. terutama mungkin untuk keluarga. yang boleh jadi, hal itu sulit kita lakukan saat kita menikah dan punya anak nanti.
keinginan dan semangat menikah itu wajar, dan harus tetap ada. tapi jangan lupa diiringi dengan prasangka baik, ikhtiar terbaik dan tentu menyiapkan diri sebaik-baiknya. karena cerita gak akan berhenti setelah menikah. sambil memperbaik semuanya,  bukan cuma ilmunya, finansialnya, tapi kesiapan fisiknya, dalam artian bagi yang cewek-cewek harus udah muali perawatan. heheh
so, masih banyak hal produktif lain yang bisa kita lakukan. jangan bersedih.
untuk part selanjutnya, kita sharing soal kehidupan setelah pernikahan ya. insyaAllah.


-diketik disela-sela istirahat kerja, ditemenin semangka sama pepaya-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar