Kamis, 22 Juni 2017

27

Gempulan asap polusi dan kemacetan kota jakarta rupanya tak menyurutkan langkah seorang gadis pemimpi. Cukuplah orang tua tau dan memberi restu kemana kaki ini melangkah.
Tas jinjing yang sudah dipersiapkan pada malam sebelumnya,tergopoh-gopoh aku bawa berlari menuruni tangga shelter transjakarta yang cukup panjang. Waktu sudah menunjukan pukul 06:55 wib menuju doa pagi bersama tepat pukul 07:00 wib. Untunglah...pagi itu aku tidak bablas kelewat tidur lagi hingga shelter selanjutnya.
Aku berlari secepat mungkin dalam waktu yang amat tersebut,berharap pintu masih belum terkunci.
"Tunggu" teriak ku berlari. Seorang satpam gagah membuka pintu dengan senyum renyah seraya berkata "untung kita punya chemistry,sebentar lagi dikunci. "
Kali itu dipandanganku dia sangat baik, lain cerita jika di situasi yang berbeda gombalan terlontar darinya. Mungkin akan aku persembahkan senyum paling nyinyir.
Pagi itu aku harus menyampaikan beberapa hal, tak lucu rasanya jika aku telat. Meski dengan wajah polos tanpa bedak dan lipstik,aku merasa lega aku bisa hadir di tengah-tengah mereka.
Sehari berlalu begitu cepat. Lelah kian menjadi-jadi. Waktu menunjukkan pukul 19:15. Sejam sudah aku menunggu ojek online yang entah mengapa malam itu sulit sekali di dapat. Tas jinjing berisikan pakaian ku letakan disudut bangku dipinggir jalan. Mataku masih lekat memerhatikan ponsel yang bertuliskan " is finding driver nearest to you"
Akhirnya dapat! Dan seketika ponsel ku mati karna lowbat. Dan saat ku nyalakan kembali,yang ada hanyalah "Was cancelled" yang tandanya aku harus mencari ulang driver.
Aku harus naik apa. Fikir ku saat itu.
"Kamu sudah dimana? Tempatnya sudah penuh sekali, khawatir kamu tidak dapat tempat"
Salah seorang panitia mengabarkan.
Ah bagaimanapun aku harus sampai ke tempat itu. Lalu 15 menit kemudian "we found you a driver!"
Derap langkah kian cepat.. Berlari-lari kecil melewati parkiran motor yang sudah penuh. Aku sampai tepat pukul 20:15 wib. Entah mengapa, lagi-lagi aku merasakan hal yang tak biasa.
Aku bisa dapat tempat, meski tak ada satu orang pun yang ku kenali.

Lalu sampai pada suatu momen aku berfikir, mengapa aku bisa senekat ini. Menghampiri zona yang diawal sempat membuat merasa tak nyaman.
Tapi serasa ada keinginan besar disana. Rasa rindu.
Ada rasa yang tak bisa dijelaskan malam itu, rasa syukur yang teramat luar biasa. Diiringi rasa yakin akan suatu hal yang kian bertambah sekaligus membuat hatimu ingin menangis sejadi-jadinya.
Dan aku hanya berharap, perasaan ini bertahan hingga akhir.
Sejenak aku berfikir, begitu banyak serpihan kebaikan yang Allah tebar. Tinggal kita-atas seizinNya yang ingin memungut serpihan itu atau tidak.
Ada suara berbisik lirih, semoga Allah berikan keberkahan untuk segala prosesnya.
..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar