Selasa, 09 Mei 2017

Semua asa

Waktu mulai menunjukan pukul 21:15 .. Rupanya ibu kota masih bersemangat menemani warganya beraktifitas. Aku sudah tidak bisa merasakan lagi bagaimana rasa lelah dari segala aktivitas hari ini. Dari balik kaca bus yang aku tumpangi, bergelayut sejumlah asa yang masih menari-nari riang di atas kepala. Sejumlah hal yang memang harus menjadi perhatian ku saat ini. Meyla yang sedari awal selalu bersemangat menjodohkanku dengan pilihannya, kali ini ia mulai memberikan pertanyaan yang membuatku tak berkutik. "Kapan kamu akan meresmikannya dengan pilihan mu itu?" dengan nada kesal ia tak memberikanku ruang sedikitpun untuk mengelak. Pantas saja ia kesal, untuk kesekian kali tawarannya selalu ku balas dengan senyuman dan dengan kata-kata "insyaAllah sudah ada pilihannya sendiri."
Meyla yang masih tak mau menyerah, masih menghujaniku dengan pertanyaan yang sama. Ia memaksa ingin tahu seperti apa pilihanku, dan masih berusaha meyakinkanku atas pilihannya. "InsyaAllah dalam waktu dekat, jika Allah berkehendak." jawaban yang membuat meyla seketika menyerah untuk kembali bertanya.
"Aku hanya ingin memberikan sesuatu hal yang pasti untukmu." tambahnya.
Suasana malam kala itu, rupanya dibanjiri air mata yang tak ku sadari. Hanya kepadaNya lah ku serahkan segala urusanku. Mengenai hidup dan matiku. Tangisan yang bukan bermakna kesedihan, tapi keyakinan yang teramat kuat bahwa Allah akan mempersembahkan yang terbaik. Untuk sebuah keyakinan yang masih tersimpan rapi hingga harinya nanti. Dan teruntuk meyla yang teramat perduli, aku hanya ingin menyampaikan, izinkan aku untuk tetap kokoh pada rasa yakin yang ku miliki, meski ada rindu dan harap yang tersembunyi. Tapi setidaknya aku masih miliki doa. Dan mungkin nanti, keberanianku untuk berbicara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar