Senin, 01 Mei 2017

Engkau, seuntai Doa.

Hujan kali ini memberikan kesan beda dari sebelumnya. Ia masih begitu deras, masih ku senangi, masih menjadi hal yang aku sukai. Tapi setiap tetes yang jatuh ke bumi, rupanya memberiku rasa cemas yang luar biasa. Aku pun mengambil jeda, memikirkan apa hikmah dibalik semua. Dua hal yang ada difikiran ku saat itu: pertama, mungkin Allah ingin menguji sejauh mana aku hanya berharap padaNya. Tidak menggantungkan harapan kepada manusia lain untuk kedua kali.
Kedua, mungkin Allah ingin menguji kesungguhan dan keyakinan ku untuk tetap bertahan hanya pada hal yang Ia Ridhai.
Wahai Engkau, seuntai doa yang sudah lama ku gemakan di relung hati. Jika itu engkau, apakah saat ini kita bertemu terlalu cepat ?
Mampukah kita untuk tetap sama-sama berpegang teguh pada 2 hal yang ku sebutkan tadi?
Mampukah kita untuk sama-sama tetap menggantungkan segala harap hanya kepadaNya? Mampukah kita untuk sama-sama bersungguh dan yakin hanya akan bertahan kepada hal yang Ia Ridhai ?
Wahai Engkau, seuntai doa yang sudah lama ku gemakan di relung hati. Jika itu engkau, bolehkah aku mengutarakan ceritaku ? Aku lelah sekali dengan hingar bingar dunia yang penuh drama. Aku takut sekali melewatkan sisa waktu ku tanpa kebermanfaatan. Aku teramat lelah dan takut sekali. Lalu, mampukah Engkau bersamaku nanti untuk berpegang teguh pada ketenangan hati ? Ohya... Aku juga bukan orang yang sempurna lahirnya.. Aku sering mendapati beberapa teman yang sudah lebih dulu menikah, kini penampilan keseharian mereka terlihat berbeda. Alis mereka yang diukir tebal, bola mata yang dibalut softlens berwarna, wajah putih yang begitu licin, teramat sangat membuat mereka cantik. Katanya, sebagai bentuk pengabdian mereka kepada pasangannya. Agar tetap terlihat cantik. Hhmm.. Tapi maaf,kelak bolehkah aku tidak seperti itu? Bolehkah aku tetap begini ? Tenang saja, alisku tidak gundul. Bola mataku warnanya hitam. Kulitku tidak terlalu putih bahkan kadang berminyak..
Kau tidak perlu mengerutkan dahi seperti itu ya..:)
Dan mungkin, selama kita masih mengarungi kehidupan dunia, ketaksempurnaan akan selalu kita dapati. Tapi maukah untuk sama-sama berjanji? Bahwa kita akan sama-sama mengejar ridhaNya?
Wahai Engkau, seuntai doa yang sudah lama ku gemakan di relung hati. Aku bercerita lagi ya, aku hanya memiliki visi misi bersamamu di dunia hingga jannahNya, bisakah kita mencari kuncinya bersama ?
Dan jika Allah berkehendak menyampaikan kita pada satu waktu itu, ku harap hanya ada RidhaNya dari setiap proses menunggu.
Hanya kepadaNya kita saling berharap. Dan hanya demi ridhaNya kita selalu bertahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar